Cabai merupakan sayuran yang dapat tumbuh di daerah dengan ketinggian 1-1400 mdpl sehingga sayuran ini dapat dibudidayakan di dataran rendah maupun dataran tinggi. Lingkungan yang sesuai untuk tanaman cabai yaitu memiliki suhu udara 21-28โ, kelembaban udara 60-80%, curah hujan 800-2000 mm/bulan, dan pH tanah 6-7.
Cabai dapat dipanen pada 60-75 hari setelah tanam. Produktivitas cabai dapat mencapai 20-40 ton/ha dalam sekali tanam. Cabai dapat dibudidayakan di lahan, di dalam polybag, atau secara hidroponik. Berikut artikel cara menanam cabai di lahan agar hasil berbuah lebat.
1. Pemilihan Varietas
Langkah awal dalam penanaman cabai di tanah yaitu memilih varietas cabai yang akan ditanam. Pastikan varietas cabai yang akan ditanam sesuai dengan kondisi lahan yang akan ditanami, dan bukan merupakan lahan bekas tanam dari kelompok tanaman yang memiliki famili yang sama (famili Solanaceae) seperti terong, kentang, tomat, dan paprika.
Varietas cabai besar yang paling populer di Indonesia yaitu varietas Tanjung 1, Tanjung 2, Ciko, Lingga, Inata Agrihorti, dan Kencana. Varietas ini dipilih karena hasil panen cabai yang besar yaitu sekitar 12-22 ton/hektar, serta ketahanan terhadap hama maupun penyakit.
2. Pengolahan Tanah
Sebelum menanam cabai, tanah perlu diolah agar hasil tanaman tumbuh subur. Adapun langkah persiapan lahan meliputi pemilihan lokasi, pembersihan dan penggemburan lahan, serta pembuatan bedengan
- Pilih lokasi dengan kondisi lahan yang gembur dan luas yang cukup. Usahakan lahan bukan merupakan lahan bekas tanam dari famili yang sama (Solanaceae), seperti terong, kentang, tomat, dan paprika
- Bersihkan lahan dari gulma atau bebatuan
- Gemburkan lahan dengan menggunakan cangkul atau traktor dengan kedalaman 30-40 cm
- Lahan harus terkena sinar matahari 2 minggu sebelum tanam, agar patogen tular tanah dapat mati dan tidak menginfeksi tanaman cabai
- Buat bedengan dengan tinggi 30-40 cm, lebar 100-120 cm, dan jarak antar bedengan 30-40 cm.
- Periksa pH tanah. Apabila pH tanah kurang dari 5,5 maka tambahkan kapur dolomit dengan dosis 1,5 ton/ha dengan cara ditabur di atas bedengan pada 2-4 minggu sebelum waktu tanam. Bedengan didiamkan selama 1-2 minggu sebelum akhirnya siap ditanami di lahan.
3. Pemupukan Dasar
Untuk meningkatkan kesuburan tanah, lakukan penambahan pupuk organik sebelum penanaman. Tambahkan pupuk kandang dengan dosis 20-30 ton/ha dengan cara disebar di atas bedengan.
Selain itu, kamu bisa mencampurkan pupuk kandang dengan pupuk NPK sebanyak 25 kg dan pupuk TSP sebanyak 100 kg per 100 kg pupuk kandang agar unsur hara di tanah meningkat.
4. Pemasangan Mulsa Perak
Pemasangan mulsa perak diperlukan agar hasil produksi cabai lebih tinggi dengan kualitas cabai yang sangat baik. Adapun manfaat pemasangan mulsa yaitu suhu dan kelembaban tanah terjaga sehingga tanaman dapat tumbuh dengan baik dan tidak mudah kering, meminimalisir penguapan pupuk kimia, mencegah tumbuhnya gulma, serta mencegah timbulnya hama dan penyakit.
Pemasangan mulsaย dilakukan setelah bedeng telah terbentuk dan pemupukan. Pemasangan mulsa sebaiknya dilakukan pada pukul 09.00-14.00, agar mulsa lebih mudah melar dan mampu menutupi permukaan bedengan. Adapun teknik pemasangan mulsa sebagai berikut:
- Mulsa dipasang dengan bagian perak menghadap atas. Pada kedua ujung mulsa, dipasang ajir bambu agar mulsa dapat menutupi bedengan
- Bedengan dibiarkan 5-7 hari agar tanah dapat menyerap unsur hara dari pupuk
- Sehari sebelum pindah tanam, lubangi mulsa dengan diameter 10 cm, dengan jarak tanaman 40 x 60 cm atau 50 x 60 cm
5. Penyiapan dan Perlakuan Benih
Benih cabai harus dipilih dari varietas yang baik dengan kondisi sehat dan bebas dari penyakit. Adapun kondisi benih yang dipilih harus utuh dan tidak cacat. Untuk mempercepat benih berkecambah, kamu harus merendam benih cabai di dalam air hangat dengan suhu 40โ selama 12 jam.
Tujuan dari perendaman benih pada air hangat agar masa dormansi benih dapat dipatahkan, sehingga benih mudah berkecambah dalam tanah.
6. Penanaman Cabai
a. Penyemaian
- Benih cabai perlu disemai terlebih dahulu selama 3-4 minggu. Penyemaian dapat dilakukan di tray semai/polybag diameter 10 cm dengan media tanam campuran tanah dan pupuk kompos/organik dengan perbandingan 1:1.
- Basahi terlebih dahulu media tanam, kemudian buat lubang dan masukkan benih cabai dengan kedalaman 0,5 cm dan tutup dengan tanah tipis
- Pastikan tanaman cabai memiliki naungan agar terhindar dari panas dan hujan, dan pasang jaring agar hama tidak menyerang tanaman
- Tutup dengan daun pisang selama 2 hari untuk mengurangi kelembaban dan mempercepat proses perkecambahan.
b. Pindah Tanam
- Bibit cabai dipindahkan ke bedengan setelah berumur 3-4 minggu atau memiliki 3-4 helai daun. Bibit yang dipilih yaitu bibit yang baik dengan penampilan bibit segar dan tidak terserang hama dan penyakit.
- Pindah tanam ke bedengan dapat dilakukan pada pagi hari pukul 06.00-10.00 atau sore hari pukul 15.00-17.00.
- Siram bedengan terlebih dahulu. Buat lubang tanam dengan jarak tanam 40 x 60 cm atau 50 x 60 cm, namun pemilihan jarak tanam perlu disesuaikan dengan varietas yang ditanam
- Pindahkan bibit secara hati-hati beserta media tanamnya sekitar 3 cm dari persemaian.
- Tanam bibit pada lubang tanam dengan tambahkan tanah sedikit dan padatkan agar bibit cabai tumbuh tegak.
- Siram bibit dengan air, pastikan kadar airnya terpenuhi
- Setelah penanaman cabai di bedengan selesai, pasang ajir dari bambu dengan tinggi 1-1,25 m, jarak dengan batang 10 cm, dengan bagian ajir yang menancap tanah sekitar 25-30 cm. Hati-hati saat memasang ajir agar akar tanaman tidak rusak
- Ikat batang tanaman cabai dengan tali rafia pada ajir bambu agar tanaman tetap tegak
7. Penyulaman
Penyulaman adalah usaha untuk mengganti bibit tanaman dengan kondisi kurang sehat (rusak/kerdil/mati) dengan bibit baru yang lebih sehat. Usahakan agar bibit cabai baru punya usia yang sama, agar pertumbuhan cabai seragam dan serempak. Penyulaman dilakukan saat 7-14 hari setelah tanam (HST).
8. Penyiraman Rutin
Penyiraman dilakukan secara teratur pada pagi dan sore hari. Pastikan air yang disiram cukup dan tidak berlebihan agar cabai tidak busuk.
9. Pemupukan Susulan
Pemupukan susulan penting dilakukan karena tanaman cabai memerlukan zat hara yang cukup dalam mendukung pertumbuhannya. Pemupukan susulan dilakukan pada 3, 6, 9 minggu setelah tanam (MST).
Pemupukan dapat menggunakan pupuk urea (NPK) dengan dosis 200-300 kg/ha, KCl dengan dosis 250-300 kg/ha, ZA dengan dosis 300-400 kg/ha, dengan waktu pemberian pupuk sebanyak 3 kali, dengan dosis masing-masing sebanyak โ dosis keseluruhan per minggunya.
Lakukan pemupukan dengan memasukkan pupuk dengan menggali area kiri dan kanan tanaman, lalu segera ditutup agar tidak menguap.
10. Penyianganย
Penyiangan harus dilakukan secara berkala agar gulma di sekitar tanaman dapat dibersihkan. Gulma dicabut karena dapat mengganggu pertumbuhan tanaman.
Selain itu, penyiangan dilakukan karena gulma yang tumbuh di sekitar tanaman cabai akan bersaing untuk mendapatkan nutrisi dalam tanah. Penyiangan gulma dapat dilakukan pada 30-60 hari setelah tanam (HST), namun apabila ditemukan rumput saat pemantauan tanaman maka rumput harus dicabut sesegera mungkin.ย
11. Pengendalian Hama dan Penyakit
Pengamatan tanaman cabai diperlukan agar pengendalian hama dan penyakit dapat dilakukan secara cepat dan tepat. Hama umum yang sering menyerang cabai yaitu thrips (Thrips parvispinus), ulat grayak (Spodoptera litura), kutukebul (Bemisia tabaci),ย kutudaun (Aphis spp.), dan tungau (Polyphagotarsonemus latus dan Tetranychus sp.).
Adapun penyakit umum yang sering menyerang cabai yaitu penyakit antraknosa (Colletotrichum capsici, Colletotrichum gloeosporioides), bercak daun (Cercospora capsici), penyakit virus keriting kuning (Geminivirus sp.), layu Fusarium (Fusarium oxysporum), layu bakteri Ralstonia (Ralstonia solanacearum), dan virus mosaik (Begomovirus spp.).
12. Panen Cabai
Cabai dapat dipanen setelah berusia sekitar 60-75 hari setelah tanam (HST). Ciri-ciri cabai yang siap dipanen meliputi buah cabai yang benar-benar tua, berwarna merah cerah, hijau kemerahan, atau hitam kemerahan, dan terlihat segar.
Panen cabai dapat dilakukan setiap 3-7 hari sekali, dengan waktu panen pada pagi ataupun sore hari. Interval pemanenan berlangsung dalam 12-20 kali hingga tanaman berumur 6-7 bulan.
Pemanenan cabai dapat dilakukan dengan cara memetik buah cabai beserta tangkai buahnya menggunakan gunting/tangan. Pastikan saat memetik cabai, perlu memetik buah dengan tangkai buahnya agar buah cabai tidak cepat membusuk.
13. Perlakuan Hasil Panen
Setelah pemanenan, cabai dikumpulkan pada keranjang. Bersihkan cabai dari sisa-sisa tanah atau kotoran yang menempel dengan kain. Cabai perlu dilakukan proses curing. Proses curing bertujuan agar warna cabai semakin cantik saat dipasarkan.
Adapun prosesnya dengan menghamparkan buah cabai di tempat teduh agar panas dari lapang dapat terbuang. Setelah itu, cabai yang layak dan tidak layak dijual perlu dilakukan pemisahan (sortasi). Cabai dikemas menggunakan pengemasan kedap udara.ย