Kale (Brassica oleracea var. sabellica) sayuran hijau dari keluarga kubis yang terkenal dengan kandungan gizinya yang tinggi, seperti vitamin A, C, K, serta mineral seperti kalsium dan kalium. Daunnya yang bergelombang atau runcing sering dijadikan bahan salad, sup, smoothie, hingga masakan sehat lainnya.
Berasal dari kawasan Mediterania, kale kini bisa tumbuh di berbagai belahan dunia, termasuk di iklim dingin. Selain mudah dirawat, tanaman ini juga cocok untuk ditanam di rumah karena tidak membutuhkan perawatan rumit dan bisa dipanen dalam beberapa bulan.
Dengan media tanam yang tepat dan perawatan sederhana, Anda dapat menikmati kale segar penuh nutrisi langsung dari kebun sendiri!
1. Pemilihan Varietas yang Tepat
Memilih varietas kale yang tepat menjadi langkah awal yang penting dalam budidaya. Setiap varietas memiliki keunggulan unik sesuai kebutuhan dan selera Anda. Varietas Kaleo F1 memiliki daun lebar dan rasa manis yang cocok untuk beragam masakan.
Bagi pecinta cita rasa Italia, Varietas Nero Di Toscana F1 dengan daun hijau tua bertekstur keriting menjadi pilihan yang pas. Jika ingin menambahkan sentuhan warna pada hidangan, Varietas Redbor F1 hadir dengan warna ungu mencolok, rasa lezat, dan tekstur renyah.
Untuk salad segar, Varietas Miga F1 dengan daun halus sangat direkomendasikan. Terakhir, jika Anda berencana menanam kale di daerah dingin, Varietas Darkibor dengan daun hijau gelap yang tahan cuaca adalah jawaban yang tepat. Pilih varietas sesuai kebutuhan, dan nikmati manfaat kale dalam berbagai hidangan!
2. Persiapan Lahan
Sebelum menanam kale, pastikan lahan sudah bersih dari gulma atau bebatuan yang bisa menghambat pertumbuhan. Gemburkan tanah dengan cangkul atau traktor hingga kedalaman 20-30 cm untuk memastikan akar tanaman bisa berkembang optimal.
Selanjutnya, buat bedengan dengan ukuran ideal: lebar 100-120 cm, tinggi 30 cm, dan jarak antar bedengan 30 cm. Untuk mencegah gulma tumbuh, gunakan mulsa plastik atau organik sebagai penutup bedengan.
Jika pH tanah kurang dari 6, tambahkan kapur dolomit (1,5 ton/ha atau 150 gram/mยฒ) dengan cara ditabur di atas bedengan 2-4 minggu sebelum tanam. Jangan lupa tambahkan pupuk dasar berupa pupuk kandang sebanyak 1 kg/mยฒ yang disebar merata di bedengan. Langkah ini memastikan lahan kaya nutrisi dan siap mendukung pertumbuhan kale yang sehat!
3. Penyemaian
Untuk memulai budidaya kale, langkah pertama yang dilakukan yaitu memastikan benih siap tumbuh. Rendam benih kale dalam air hangat selama 12-24 jam untuk mempercepat proses perkecambahan.
Setelah itu, lakukan penyemaian selama 2-3 minggu menggunakan media seperti bedengan, polybag, atau tray semai. Pastikan media tanam terdiri dari campuran tanah dan pupuk organik yang gembur.
Sebelum menanam, basahi media tanam secukupnya, buat lubang kecil, dan masukkan benih dengan hati-hati. Dengan perawatan yang baik pada tahap ini, Anda akan mendapatkan bibit kale yang kuat dan siap dipindahkan ke lahan utama.
4. Pindah Tanam
Setelah bibit kale berumur 2-3 minggu atau memiliki 3-4 helai daun, saatnya dipindahkan ke bedengan. Pilih bibit berkualitas dengan batang tegak, daun hijau segar, dan bebas dari hama maupun penyakit.
Sebelum menanam, sirami bedengan terlebih dahulu agar tanah lebih mudah diolah dan tanaman cepat beradaptasi. Buat lubang tanam dengan jarak 30 x 30 cm untuk memberi ruang tumbuh yang optimal.
Pindahkan bibit secara hati-hati bersama media tanamnya untuk menjaga akarnya tetap utuh. Sebaiknya lakukan proses ini pada pagi atau sore hari untuk menghindari stres akibat panas matahari. Dengan langkah ini, kale akan tumbuh subur dan siap memberikan hasil yang maksimal.
5. Perawatan Rutin
Perawatan tanaman kale itu sebenarnya mudah, asal tahu caranya! Tanaman kale memang suka perhatian, jadi perlu beberapa langkah buat memastikan pertumbuhannya optimal. Berikut beberapa tips buat merawat tanaman kale supaya tetap sehat dan tumbuh subur:
a. Penyiraman Rutinย
Tanaman kale membutuhkan kelembaban yang cukup, terutama pada tahap pertumbuhan awal. Untuk itu, penting untuk menyirami tanaman secara teratur, namun hindari genangan air di sekitar akar karena bisa menyebabkan akar membusuk.
Pastikan tanah tetap lembab, tetapi tidak tergenang air agar kale bisa tumbuh dengan sehat dan optimal. Penyiraman yang tepat akan membantu tanaman kale tumbuh subur dan menghasilkan daun yang segar dan kaya gizi.
b. Penyianganย
Penyiangan menjadi langkah penting dalam budidaya kale untuk memastikan tanaman tumbuh dengan optimal. Gulma yang tumbuh di sekitar kale bisa mengganggu pertumbuhannya karena berebut air dan nutrisi.
Oleh karena itu, penyiangan perlu dilakukan secara rutin, sekitar 2-4 kali selama masa budidaya. Pastikan untuk membersihkan lahan dari gulma yang tumbuh di sekitar tanaman, terutama pada area yang padat dan lembab agar kale mendapatkan cukup ruang dan sumber daya untuk berkembang dengan baik.
c. Pemupukan Susulan
Kale membutuhkan nutrisi yang cukup untuk berkembang dengan baik. Agar kale tumbuh subur, berikan pupuk organik seperti kompos atau pupuk kandang setiap beberapa minggu sekali. Pupuk ini akan memberikan bahan organik yang penting bagi tanah dan membantu tanaman mendapatkan unsur hara yang diperlukan.
Selain itu, penggunaan pupuk yang mengandung nitrogen juga disarankan untuk mendukung pertumbuhannya, terutama pada daun-daunnya yang hijau dan lebar. Dengan pemupukan yang tepat, kale akan tumbuh sehat dan menghasilkan daun segar yang kaya akan manfaat.
6. Hama dan Penyakit
Seperti tanaman lainnya, kale juga rentan terhadap hama dan penyakit. Beberapa hama yang dapat menyerang kale antara lain kutu daun (Aphis sp), ulat grayak (Spodoptera litura), ulat daun (Plutella xylostella), dan lalat penggorok daun (Liriomyza brassicae). S
ementara itu, penyakit yang sering menyerang kale meliputi rebah semai, busuk daun, dan akar gada. Untuk mengendalikan hama dan penyakit tersebut, petani dapat menggunakan pestisida nabati yang lebih ramah lingkungan, atau pestisida kimia jika diperlukan.
Pengendalian yang tepat akan membantu menjaga kesehatan tanaman kale dan memastikan hasil yang optimal.
7. Panen
Kale siap dipanen setelah berusia sekitar 40-50 hari sejak ditanam. Ciri kale yang sudah matang ditandai dengan daun yang berwarna hijau pekat, keriting, dan sudah cukup tua. Untuk memanennya, petik daun yang paling tua yang terletak di bagian luar tanaman, dimulai dari daun paling bawah.
Pastikan untuk menyisakan beberapa daun di bagian tengah agar tanaman bisa terus tumbuh dengan baik. Setelah kale dipanen beberapa kali, tanaman ini perlu dicabut dan diganti dengan bibit baru untuk memastikan kualitas dan hasil panen yang optimal.