Cara Budidaya Sapi Perah, Praktis untuk Pemula

Read Time: 7 minute(s)
Table of Contents
    Table of Contents
      Cara Budidaya Sapi Perah, Praktis untuk Pemula

      Sapi perah merupakan salah satu hewan ternak yang dibudidayakan secara khusus untuk menghasilkan susu dalam jumlah besar. Usaha peternakan sapi perah merupakan bisnis yang menjanjikan seiring dengan peningkatan konsumsi susu nasional. 

      Artikel ini akan membahas langkah-langkah penting dalam budidaya sapi perah, mulai dari pemilihan bibit sapi perah unggul hingga perawatan dan pengelolaan hasil produksi untuk menghasilkan susu segar berkualitas tinggi.

      1. Mengenal Jenis Sapi Perah

      Sapi perah terdiri dari berbagai ras yang dikembangkan khusus untuk menghasilkan susu dalam jumlah besar. Dalam memilih jenis sapi perah harus ditentukan terlebih dahulu peruntukannya seperti menghasilkan susu segar atau produk olahan susu. 

      Kesesuaian iklim, ketersediaan pakan, tingkat produksi susu, dan ketahanan penyakit juga merupakan faktor penting dalam menghasilkan sapi perah yang produktif. Beberapa jenis sapi perah yang populer di Indonesia mulai dari Friesian Holstein yang cocok di dataran tinggi, hingga Sahiwal yang cocok di iklim yang lebih panas.

      a. Friesian Holstein (FH) 

      sapi perah Friesian Holstein
      sapi perah Friesian Holstein

      Jenis sapi asal Belanda ini sangat populer dan adaptif sehingga mendominasi populasi sapi perah di dunia. Dengan ciri khas berwarna hitam putih, sapi ini dapat menghasilkan 15-20 liter susu per hari dengan siklus laktasi berkisar antara 4000-6000 liter setiap tahunnya.

      b. Jersey 

      sapi perah Jersey
      sapi perah Jersey

      Sesuai namanya jenis sapi ini berasal dari pulau Jersey, Inggris. Sapi ini memiliki tubuh yang kecil dengan warna yang bervariasi mulai dari hitam, coklat tua, coklat muda, coklat kekuningan, atau cokelat keputihan. Sapi ini menghasilkan 5-7 liter susu per hari dengan total mencapai 2200 liter selama puncak laktasi.

      c. Milking Shorthorn 

      sapi perah Milking Shorthorn dupageforest.org
      sapi perah Milking Shorthorn dupageforest.org

      Sapi lainnya yang berasal dari Inggris ini merupakan salah satu ras sapi tertua dengan tubuh berukuran sedang. Setiap harinya sapi ini menghasilkan sekitar 16–21 kg susu dengan rasio lemak dan protein yang seimbang sehingga dapat dimanfaatkan dalam berbagai produk susu. 

      d. Brown Swiss 

      sapi perah Brown Swiss britannica.com
      sapi perah Brown Swiss britannica.com

      Sapi asal Swiss ini memiliki tubuh yang besar dan berwarna coklat dengan produksi susu mencapai 8.000-10.000 kg susu per tahun. Sapi ini terkenal karena kualitas susunya yang kaya protein dan lemak sehingga cocok untuk diolah menjadi keju. Sapi ini juga dapat dimanfaatkan dagingnya yang memiliki tekstur yang padat dan lembut. 

      e. Guernsey 

      sapi perah Guernsey
      sapi perah Guernsey

      Sapi berwarna coklat dan putih ini berasal dari Guernsey, Inggris. Dalam setahun, sapi ini dapat menghasilkan 6.000 liter susu dengan kandungan vitamin A, protein, dan lemak yang tinggi sehingga dimanfaatkan sebagai bahan baku produksi mentega.

      f. Ayrshire

      sapi perah Ayrshire britannica.com
      sapi perah Ayrshire britannica.com

      Sapi perah asal Skotlandia ini terkenal karena efisiensi dan kekuatannya dalam menghasilkan susu. Selama masa laktasi, sapi ini menghasilkan rata-rata 8.500 kg susu dan 350 kg lemak mentega yang dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku mentega, keju, dan es krim.

      g. Sahiwal

      sapi perah Sahiwal hichkie.com
      sapi perah Sahiwal hichkie.com

      Sapi perah asal India atau Pakistan ini merupakan sapi perah tropis terbaik di dunia dengan produksi susu sebanyak 7–8 liter per hari atau sekitar 2.300–3.000 liter selama masa laktasi. Sapi ini berwarna coklat kemerahan hingga merah keabu-abuan dan memiliki daya tahan yang tinggi terhadap cuaca panas.

      2. Penyediaan Kandang

      penyediaan kandang sapi perah
      penyediaan kandang sapi perah

      Lokasi yang cocok dijadikan sebagai peternakan sapi umumnya berada di dataran dengan ketinggian lebih dari 800 meter di atas permukaan laut dengan suhu sekitar 18°C sampai 21°C dan kelembaban ideal yaitu 60-70%. 

      Suhu dan kelembaban merupakan faktor penting dalam mencegah sapi mengalami stres akibat panas sehingga produksi susu tidak terhambat. Oleh karena itu, kandang harus dirancang agar mendapatkan sirkulasi udara yang baik dan cukup terkena sinar matahari serta terhindar dari cuaca ekstrem seperti hujan lebat atau angin kencang.. 

      Lokasi kandang sebaiknya dibangun jauh sekitar 10-25 meter dari pemukiman penduduk untuk menghindari bau dan limbah yang dapat mengganggu masyarakat sekitar. Namun, lokasi yang dipilih tetap harus mudah diakses dari jalan besar untuk memudahkan transportasi pakan dan hasil produksi. 

      Untuk memudahkan perawatan seperti minum dan mandi, kandang harus dekat dengan sumber air bersih dan memiliki tempat air yang tersedia sepanjang hari. Kandang harus memiliki tempat pakan yang lebar untuk memudahkan sapi makan. Peternakan juga sebaiknya dekat dengan ladang atau padang rumput sebagai sumber pakan alami. 

      Kandang sebaiknya berlokasi di tanah yang landai dan tidak tergenang air untuk mencegah penyebaran penyakit. Namun, hindari lokasi dekat dengan industri yang limbahnya berpotensi mencemari lingkungan yang dapat membahayakan sapi perah.

      3. Pemilihan Bibit

      Pemilihan bibit sapi perah merupakan faktor penting untuk menghasilkan peternakan yang sehat dan produktif. Secara genetik, bibit sapi perah harus berasal dari induk yang unggul dan produktivitasnya tinggi karena sifat unggul penting untuk diturunkan pada anaknya. 

      Bibit sapi yang baik memiliki kelenjar susu atau ambing yang besar, pertautan antara otot kuat dan memanjang sedikit ke depan, serta puting tidak lebih dari empat. 

      Penampilan harus harus proporsional secara keseluruhan, tidak kurus, dan tidak gemuk, kaki berdiri tegak dan jarak kaki kanan dengan kaki kiri cukup lebar serta bulu mengkilat. Bibit sapi perah betina idealnya berumur 1,5 tahun dengan bobot badan sekitar 300 kg, sedangkan umur pejantan dua tahun dengan bobot badan sekitar 350 kg.

      4. Pemberian Pakan

      pemberian pakan sapi
      pemberian pakan sapi

      Untuk menghasilkan susu yang melimpah dan berkualitas, sapi perah harus diberikan pakan yang bernutrisi. Pakan utama sapi perah yaitu pakan hijauan yang mengandung serat kasar yang diperlukan oleh sapi perah untuk memelihara kesehatan pencernaan, produksi asam lemak volatil, meningkatkan produksi susu, merangsang aktivitas mengunyah, dan produksi air liur.

      Pakan hijauan yang diberikan dapat berupa jerami padi, daun jagung, rumput gajah, rumput raja, dan tanaman legum. Pakan hijauan diberikan 2 kali sehari pada pagi dan sore hari. Jumlah pakan yang diberikan untuk sapi umumnya 10% dari bobot sapi sehingga untuk sapi perah dewasa diberikan pakan sebanyak 25 – 40 kg/ekor/hari. 

      Karena sapi perah menghasilkan susu yang mengandung protein, sapi perah harus diberikan konsentrat yaitu pakan yang mengandung sumber nutrisi dan sumber protein hingga 70%. Konsentrat diberikan 3 kali sehari sebagai penguat.

      5. Penanganan Penyakit

      penanganan penyakit
      penanganan penyakit

      Untuk mencegah penyebaran penyakit, kebersihan kandang harus selalu dijaga dengan cara menyiram kandang dengan air, membuang kotoran sapi, serta mengeringkan genangan air dalam kandang untuk menghindari berkembangbiaknya kuman. 

      Kebersihan tubuh sapi perah juga harus dijaga dengan cara dimandikan sehari sekali untuk membersihkan tubuhnya dari daki dan kotoran yang menempel. Sapi perah yang terserang penyakit harus segera ditindak dan diobati untuk mencegah penyebaran lebih luas.

      6. Perkawinan

      Untuk bisa memproduksi susu, sapi perah betina harus dikawinkan dan bunting terlebih dahulu sehingga setelah melahirkan sapi perah produktif menghasilkan susu dalam masa laktasi. Sapi betina dapat dikawinkan setelah berumur 15-18 bulan atau 1,5 tahun.

      Pada umumnya sapi bunting selama 279-290 hari. Setelah beranak sapi dapat dikawinkan kembali dalam waktu 60-90 hari. Jika terlalu awal untuk dikawinkan, jaringan alat reproduksi belum benar-benar pulih, sehingga akan merusak atau merobek jaringan alat reproduksi.  Terdapat dua cara dalam mengawinkan sapi, yaitu kawin alami dan kawin suntik melalui inseminasi buatan. Kawin alami cenderung lebih mahal karena harus memelihara pejantan. Sementara kawin IB biasanya dibantu oleh petugas daerah setempat. 

      7. Pengolahan Pasca Panen

      pemerahan susu sapi
      pemerahan susu sapi

      Untuk menghasilkan susu segar berkualitas maka peralatan yang digunakan untuk menampung susu segar, baik berupa ember perah maupun milk can harus dalam keadaan bersih dan kering. Peralatan bersih dapat meningkatkan umur simpan susu segar dan mencegah kontaminasi. 

      Sebelum memerah susu, sapi perlu dibersihkan terlebih dahulu dengan air hangat terutama bagian ambing. Sapi perah dapat diperah secara manual atau menggunakan mesin. Memerah sapi secara manual dapat menggunakan teknik stripping yaitu ibu jari dan telunjuk menggepit puting lalu digeser dari pangkal ke bawah sambil memijat, atau teknik knevelen yaitu ibu jari dibengkokkan.

      Susu perlu disaring terlebih dahulu sebelum dimasukkan ke dalam milk can agar bulu sapi dan vaseline yang tercampur dengan susu tidak terbawa masuk dalam wadah. Agar tahan lama, susu perlu disimpan di dalam pendingin dengan suhu 4°C.

      8. Pemasaran dan Distribusi Susu

      distribusi dan pemasaran susu sapi
      distribusi dan pemasaran susu sapi

      Hasil maksimal dapat diperoleh jika peternak memiliki lebih dari 8 ekor sapi perah. Susu dikumpulkan terlebih dahulu oleh para peternak dari berbagai lokasi ke titik terdekat yang ditentukan oleh koperasi atau disebut juga Tempat Penampungan Susu (TPS).

      Koperasi mengambil susu tersebut pada waktu tertentu untuk ditampung di koperasi dan dilakukan tes serta uji kualitas susu yang kemudian akan dikonversi dengan harga susu per liternya. Susu yang ditampung koperasi kemudian didistribusikan ke Industri Pengolahan Susu (IPS).

      Melalui proses yang panjang, kita dapat menghasilkan susu segar dari sapi perah yang unggul. Dengan perawatan yang tepat, produksi susu dapat ditingkatkan sehingga peternak mendapatkan hasil yang maksimal.

      Popular Articles

      Tentang Penulis

      Picture of Dandi Muhamad Zaki
      Dandi Muhamad Zaki

      Artikel Terbaru

      Belajar Bertani bersama Kebunindo

      Loading...